Awal tahun selalu membawa semangat baru. Bagi sebagian orang, Januari adalah waktu membuat resolusi, tapi bagi sebagian lain, ini adalah momen untuk melangkah ke Tanah Suci. Saya termasuk yang kedua. Ada rasa yang berbeda ketika memulai tahun dengan umroh, apalagi jika keberangkatan dimulai langsung dari Lombok.
Pagi itu, udara Lombok masih segar. Langit biru dan angin laut yang khas membuat hati semakin mantap. Saya berdiri di depan bandara, menatap wajah-wajah jamaah yang tampak antusias. Di tengah senyum dan salaman hangat, saya sadar — perjalanan ini bukan hanya soal fisik, tapi juga perjalanan hati.
Mengapa Januari Jadi Waktu yang Tepat?
Bulan Januari punya aura tersendiri. Suhunya di Makkah dan Madinah lebih bersahabat dibanding bulan-bulan panas. Jalanan sekitar Masjidil Haram dan Nabawi juga tidak terlalu padat seperti musim liburan panjang.
Bagi saya, berangkat umroh di awal tahun seperti menekan tombol “reset” untuk jiwa. Semua kesibukan tahun lalu terasa luruh, diganti dengan energi baru untuk memulai langkah yang lebih baik.
Keuntungan Berangkat dari Lombok
Salah satu alasan saya memilih keberangkatan dari Lombok adalah karena praktis dan hemat tenaga. Tidak perlu terbang ke Jakarta atau Surabaya dulu. Dari sini, semua sudah diatur oleh pihak travel, sehingga jamaah tinggal fokus pada niat dan persiapan ibadah.
Selain itu, jamaah asal Lombok biasanya punya ikatan yang hangat. Kami saling membantu, saling mengingatkan, bahkan di luar jadwal ibadah. Rasanya seperti berangkat bersama keluarga besar.
Menemukan Travel Umroh yang Amanah
Sebelum memutuskan, saya sempat membandingkan beberapa penyedia perjalanan umroh. Ada banyak nama, tapi saya butuh yang benar-benar terpercaya. Kriterianya jelas:
- Pengalaman memberangkatkan jamaah yang konsisten setiap tahun.
- Mutawif berpengalaman yang sabar dan paham kebutuhan jamaah.
- Fasilitas yang memudahkan jamaah lansia maupun muda.
- Keberangkatan langsung dari Lombok tanpa transit berlebihan.
Dari semua pencarian, saya menemukan travel umroh terbaik Lombok yang memenuhi semua kriteria tersebut. Bukan hanya janji, tapi sudah terbukti dari banyak testimoni jamaah sebelumnya.
Hari Keberangkatan: Campuran Haru dan Gembira
Bandara Lombok pagi itu ramai. Jamaah berpakaian ihram, membawa koper dan tas kecil. Ada yang datang bersama pasangan, ada yang bersama rombongan keluarga besar.
Begitu pesawat mengudara, suasana hening. Sebagian jamaah membaca doa, sebagian lagi terpejam, membayangkan tanah suci. Saya sendiri memandangi awan sambil mengulang niat, berharap perjalanan ini lancar dari awal sampai akhir.
Tiba di Madinah: Menyambut dengan Doa
Sesampainya di Madinah, pihak travel sudah mengatur segala proses imigrasi dan bagasi. Kami langsung dibawa ke hotel yang lokasinya hanya beberapa menit dari Masjid Nabawi.
Malam itu, saya berkesempatan masuk Raudhah. Suasana di sana tenang, penuh haru. Di momen itu, saya sadar betapa berharganya perjalanan ini.
Kenyamanan yang Terjaga Sepanjang Perjalanan
Keunggulan travel yang saya pilih terasa sejak awal. Makanannya cocok di lidah jamaah Indonesia, kamarnya bersih dan dekat dari masjid, serta jadwal ibadah yang diatur rapi tanpa membuat jamaah kelelahan.
Di Makkah, hotel kami berada di lokasi strategis. Jamaah lansia pun tidak kesulitan untuk bolak-balik ke Masjidil Haram. Setiap kali ada jadwal ziarah atau tawaf sunnah, pendamping travel selalu memastikan semua jamaah terkoordinasi.
Ziarah yang Menghidupkan Kisah
Perjalanan umroh di Januari juga membawa kami mengunjungi tempat-tempat bersejarah. Di Madinah, ada Masjid Quba, Masjid Qiblatain, dan Uhud. Di Makkah, kami melihat Jabal Tsur, Jabal Nur, hingga Padang Arafah.
Bagi saya, mendengar langsung kisah perjuangan Rasulullah di tempat-tempat itu membuat hati semakin terpaut pada sejarah Islam. Rasanya seperti kembali ke masa lalu, menyaksikan perjuangan dengan mata sendiri.
Ibadah yang Penuh Makna
Umroh bukan hanya soal melaksanakan rukun dan wajibnya, tapi juga meresapi setiap momen. Dari thawaf mengelilingi Ka’bah, sa’i antara Shafa dan Marwah, hingga berdiri di depan Multazam dengan doa-doa pribadi.
Bagi saya, memulai tahun dengan ibadah sebesar ini memberi semangat yang luar biasa. Semua terasa lebih ringan, dan hati dipenuhi rasa syukur yang mendalam.
Kebersamaan Jamaah Asal Lombok
Hal lain yang membuat perjalanan ini istimewa adalah kekompakan jamaah. Ada yang selalu siap membantu lansia saat di masjid, ada yang membawakan air zamzam untuk yang kelelahan, bahkan ada yang sengaja berbagi makanan dari kampung halaman.
Momen-momen sederhana seperti ini yang membuat perjalanan umroh menjadi pengalaman yang menghangatkan hati.
Pulang dengan Hati yang Berubah
Ketika pesawat kembali menginjakkan roda di Lombok, ada rasa haru yang sulit dijelaskan. Semua jamaah tersenyum, meski mata beberapa orang berkaca-kaca.
Saya sendiri merasa pulang dengan hati yang lebih tenang, pikiran yang lebih jernih, dan semangat untuk memperbaiki diri.